Tradisi menyambut lebaran hari raya Idul Fitri dengan baju baru tidak hanya di indonesia saja, kebiasaan ini sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. dalam sebuah kisah di ceritakan tatkala lebaran tinggal menghitung hari cucu Rasulullah yaitu Hasan dan Husein belum memiliki baju baru untuk merayakan lebaran.

Meskipun bagian dari keluarga Rasulullah kehidupan rumah tangga Fatimah dan Ali bin Abi Thalib tidaklah seperti sahabat-sahabat lainnya, mereka termasuk keluarga yang miskin dikala itu. Ibnu Syahr Asyub dari Al-Ridha dan dinukil oleh Hakim Al-Naisaburi dalam kitab Al-Amali menceritakan kisah tesebut.

Hasan dan Husein merasa sedih saat melihat teman-temannya di seluruh penjuru negeri sudah memiliki pakaian baru untuk menyambut hari raya Idul Fitri.

tak kuasa manahan kesedihan hatinya Hasan dan Husein memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya, “Wahai ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran kecuali kami. Mengapa ibu tidak menghiasi kami?”

Fatimah menjawab, “baju kalian masih di tukang jahit”.

Malam hari raya atau yang lebih kita kenal dengan malam takbiran pun tiba, sementara pakaian baru mereka belum terlihat sehingga membuat Hasan dan Husein merasa gundah dan kembali bertanya perihal pakaian baru mereka kepada Fatimah. Mendapat pertanyaan tersebut Fatimah menangis karna sebenarnya dia tidak memiliki uang untuk kedua buah hatinya.

Tak lama berselang, terdengar suara ketukan pintu. Fatimah menghampiri seraya bertanya, “siapa?”

Orang tersebut menjawab, “Wahai putri Rasulullah, saya adalah tukang jahit, saya datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.”

Fatimah membukakan pintu dan tampak seseorang membawa sebuah bingkisan kemudian di berikan kepada Fatimah. Fatimah membuka bingkisan tersebut dan di dalamnya terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dua sorban, dan dua pasang sepatu hitam yang semuanya terlihat indah. Fatimah memanggil Hasan dan Husein lalu memakaikan busana tersebut kepada kedua putra kesayangannya itu.

Betapa senangnya kedua cucu kesangan Rasulullah itu tatkala keinginan mereka sudah terpenuhi. Namun didalam hati Fatimah masih penasaran siapakah tukang jahit itu, yang datang secara tiba-tiba lalu memberi hadiah.

Saat Rasulullah datang beliau melihat kedua cucunya sudah rapi mengenakan pakaian baru yang indah. dengan senang rasulullah menggendong keduanya serta mencium mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Rasulullah bertanya kepada putrinya, “Apakah engkau melihat tukang jahit tersebut?”.

Fatimah menjawab, “iya, aku melihatnya.”

Kemudian Rasulullah menjelaskan, “Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan malaikat Ridwan sang penjaga surga.”

Melalui kisah ini, dapat kita ambil pelajaran bahwa Rasulullah sekalipun masih sulit merasakan kebahagiaan lebaran dengan pakaian serba baru.

Sekiranya Rasulullah meminta kekayaan, Malaikat Jibril pun menawarkan gunung Uhud menjadi emas, namun Rasulullah menolaknya. Beliau memilih zuhud di dunia sebab beliau mengetahui bahwa kenikmatan dunia hanya bersifat sementara, dan kehidupan akhirat lebih kekal abadi selamanya.

 

By Lucey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *